Kuatnya Belitan Ular Sanca Kembang
Ular sanca kembang atau ular sanca batik dengan nama latin
Python Reticulatus adalah ular
dengan ukuran besar yang tidak berbisa namun mempunyai kekuatan yang mematikan
dengan belitan yang sangat kuat kepada mangsanya sehingga korbannya tidak berkutik atau dengan
belitannya dapat membuat korbannya kehabisan
nafas sampai pada kematian.Korbannya selain hewan buruannya untuk makanan untuk
kelangsungan hidupnya, kabarnya ular ini
menjadi tersangka untuk berbagai kasus yang membuat kematian manusia walaupun
jarang terjadi.
Penampilan dan Karakteristik Ular Sanca Kembang
Penampilan
ular sanca kembang lebih mudah di
bedakan dari jenis ular-ular lainnya selain mempunyai tubuh yang besar dan
sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan
sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya dan
yang paling anda ingat tentu bentuk pola dan warna yaitu pola
lingkaran-lingkaran besar dengan variasi warna hitam, kecoklatan, kuning dan
putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya. Ada satu garis hitam tipis memanjang
di atas kepala dari moncong hingga tengkuk, menyerupai garis tengah yang
membagi dua kanan kiri kepala secara simetris.Dan masing-masing satu garis
hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi kepala, melewati mata ke
belakang dan diatas kepalanya ada pola seperti huruf V besar berwarna gelap.
Saat masih kecil ular sanca kembang
sangat jinak oleh karena itu banyak yang menjadikannya hewan piaraan, saat
dewasa ukuran panjangnya bisa mencapai kurang lebih 6 meter dan bertubuh besar
dengan berat bisa mencapai 158 kg oleh karena itu ular ini cenderung tidak
begitu aktif dalam berburu makanan dan lebih senang menunggu korbannya yang lengah
mungkin untuk menghemat energinya. Setelah membuat mati korban buruannya dengan
lilitannya yang kuat lalu memakan hewan
buruannya dengan cara menelan bulat-bulat mulai dari kepalanya dan setelah makan,
terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan berpuasa beberapa
hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar kembali. Ular ini merupakan ular
yang bisa berenang dengan baik dan dikabarkan bisa menjelajah pulau pulau kecil
dengan berenang melewati laut.
Penyebaran dan Habitat Sanca kembang
Ular sanca kembang dapat ditemukan
hutan-hutan di Asia Tenggara
dari Kepulauan Nicobar,
India timur laut, Bangladesh, Burma, Thailand,
Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan Singapura, timur melalui Indonesia
dan Nusantara Indo-Australia (Sumatera, Kepulauan
Mentawai, Natuna Islands,
Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Lombok, Sumbawa,
Sumba, Flores, Timor,
Maluku, Kepulauan Tanimbar) dan Filipina (Basilan,
Bohol, Cebu, Leyte,
Luzon, Mindanao, Mindoro,
Negros, Palawan, Panay,
Polillo, Samar.Sanca
kembang hidup di hutan-hutan hujan Ular ini bergantung pada ketersediaan air,
sehingga kerap ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan
rawa.
Makanan Si Sanca Kembang
Ular sanca kembang yang masih kecil memakan hewan seperti tikus, ikan, kodok dan kadal, apabila sudah dewasa dan bertubuh besar dan panjang mangsanya adalah mamalia kecil, burung dan beberapa reptil seperti biawak kalau sangat terpaksa bisa juga memangsa hewan yang cukup besar seperti rusa, babi hutan, anjing dan monyet.Cara Berkembang Biak Ular Sanca Kembang
Di Asia antara september hingga maret adalah waktu musim kawin sanca kembang ini karena waktu tersebut berkurangnya panjang siang hari dan menurunnya suhu udara merupakan faktor pendorong yang merangsang musim kawin. Namun beberapa tempat mempunyai waktu musim kawin yang berbeda seperti di sekitar Palembang, Sumatera Selatan antara September-Oktober; sementara di sekitar Medan, Sumatera Utara antara bulan April-Mei apalagi saat ini suhu dan cuaca sulit untuk diprediksi.Di musim kawin ular sanca kembang jantan maupun betina akan berpuasa, sehingga ukuran tubuh menjadi hal yang penting di sini. Betina bahkan akan melanjutkan puasa hingga bertelur, dan sangat mungkin juga hingga telur menetas.
Ular sanca kembang bisa bertelur antara 10 hingga sekitar 100 butir. Telur-telur ini ‘dierami’ pada suhu 88-90 °F (31-32 °C) selama 80-90 hari, bahkan bisa lebih dari 100 hari. Ular betina akan melingkari telur-telur ini sambil berkontraksi. Gerakan otot ini menimbulkan panas yang akan meningkatkan suhu telur beberapa derajat di atas suhu lingkungan. Betina akan menjaga telur-telur ini dari pemangsa hingga menetas. Namun hanya sampai itu saja; begitu menetas, bayi-bayi ular itu ditinggalkan dan nasibnya diserahkan ke alam.
Referensi
Python reticulatus. http://en.wikipedia.org/wiki/Python_reticulatus. ( 18 februari, 2014 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar