Kamis, 03 April 2014

Ular Sanca Kembang


Kuatnya Belitan Ular Sanca Kembang

Ular sanca kembang atau ular sanca batik dengan nama latin Python Reticulatus adalah ular dengan ukuran besar yang tidak berbisa namun mempunyai kekuatan yang mematikan dengan belitan yang sangat kuat kepada mangsanya sehingga korbannya tidak berkutik atau dengan belitannya  dapat membuat korbannya kehabisan nafas sampai pada kematian.Korbannya selain hewan buruannya untuk makanan untuk kelangsungan hidupnyakabarnya ular ini menjadi tersangka untuk berbagai kasus yang membuat kematian manusia walaupun jarang terjadi.

cara merawat ular sanca kembang


Penampilan dan Karakteristik Ular Sanca Kembang

Penampilan ular sanca kembang lebih mudah di bedakan dari jenis ular-ular lainnya selain mempunyai tubuh yang besar dan sisik-sisik dorsalnya yang lebih dari 45 deret, dan sisik-sisik ventralnya yang lebih sempit dari lebar sisi bawah tubuhnya dan yang paling anda ingat tentu bentuk pola dan warna yaitu pola lingkaran-lingkaran besar dengan variasi warna hitam, kecoklatan, kuning dan putih di sepanjang sisi dorsal tubuhnya. Ada satu garis hitam tipis memanjang di atas kepala dari moncong hingga tengkuk, menyerupai garis tengah yang membagi dua kanan kiri kepala secara simetris.Dan masing-masing satu garis hitam lain yang lebih tebal berada di tiap sisi kepala, melewati mata ke belakang dan diatas kepalanya ada pola seperti huruf V besar berwarna gelap.

Saat masih kecil ular sanca kembang sangat jinak oleh karena itu banyak yang menjadikannya hewan piaraan, saat dewasa ukuran panjangnya bisa mencapai kurang lebih 6 meter dan bertubuh besar dengan berat bisa mencapai 158 kg oleh karena itu ular ini cenderung tidak begitu aktif dalam berburu makanan dan lebih senang menunggu korbannya yang lengah mungkin untuk menghemat energinya. Setelah membuat mati korban buruannya dengan lilitannya yang kuat lalu  memakan hewan buruannya dengan cara menelan bulat-bulat mulai dari kepalanya dan setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar kembali. Ular ini merupakan ular yang bisa berenang dengan baik dan dikabarkan bisa menjelajah pulau pulau kecil dengan berenang melewati laut.

Penyebaran dan Habitat Sanca kembang

Ular sanca kembang dapat ditemukan hutan-hutan  di Asia Tenggara dari Kepulauan Nicobar, India timur laut, Bangladesh, Burma, Thailand, Laos, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan Singapura, timur melalui Indonesia dan Nusantara Indo-Australia (Sumatera, Kepulauan Mentawai, Natuna Islands, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Lombok, Sumbawa, Sumba, Flores, Timor, Maluku, Kepulauan Tanimbar) dan Filipina (Basilan, Bohol, Cebu, Leyte, Luzon, Mindanao, Mindoro, Negros, Palawan, Panay, Polillo, Samar.Sanca kembang hidup di hutan-hutan hujan Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan rawa.

Makanan Si Sanca Kembang

Ular sanca kembang yang masih kecil memakan hewan seperti tikus, ikan, kodok dan kadal, apabila sudah dewasa dan bertubuh besar dan panjang mangsanya adalah mamalia kecil, burung dan beberapa reptil seperti biawak kalau sangat terpaksa bisa juga memangsa hewan yang cukup besar seperti rusa, babi hutan, anjing dan monyet.

Cara Berkembang Biak Ular Sanca Kembang

Di Asia antara september hingga maret adalah waktu musim kawin sanca kembang ini karena waktu tersebut  berkurangnya panjang siang hari dan menurunnya suhu udara merupakan faktor pendorong yang merangsang musim kawin. Namun beberapa tempat mempunyai waktu musim kawin yang berbeda seperti  di sekitar Palembang, Sumatera Selatan antara September-Oktober; sementara di sekitar Medan, Sumatera Utara antara bulan April-Mei apalagi saat ini suhu dan cuaca sulit untuk diprediksi.

Di musim kawin ular sanca kembang jantan maupun betina akan berpuasa, sehingga ukuran tubuh menjadi hal yang penting di sini. Betina bahkan akan melanjutkan puasa hingga bertelur, dan sangat mungkin juga hingga telur menetas.

Ular sanca kembang bisa bertelur antara 10 hingga sekitar 100 butir. Telur-telur ini ‘dierami’ pada suhu 88-90 °F (31-32 °C) selama 80-90 hari, bahkan bisa lebih dari 100 hari. Ular betina akan melingkari telur-telur ini sambil berkontraksi. Gerakan otot ini menimbulkan panas yang akan meningkatkan suhu telur beberapa derajat di atas suhu lingkungan. Betina akan menjaga telur-telur ini dari pemangsa hingga menetas. Namun hanya sampai itu saja; begitu menetas, bayi-bayi ular itu ditinggalkan dan nasibnya diserahkan ke alam.

Referensi
Python reticulatus. http://en.wikipedia.org/wiki/Python_reticulatus. ( 18 februari, 2014 )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar